"Semakin banyak obat yang dikonsumsi, maka meningkatkan kesempatan terjadinya interaksi obat atau efek samping utama dan kemungkinan sesuatu yang buruk terjadi," ujar Sophia De Monte, juru bicara dari American Pharmacists Association, seperti dikutip dari HealthDay, Jumat (4/11/2011).
Kondisi ini disebut dengan polifarmasi, yang mana penggunaan obat berlebih pada seseorang yang benar-benar membutuhkan. Hal ini tidak hanya terjadi pada obat resep saja namun juga bisa terjadi dari obat yang dijual bebas dan suplemen.
De Monte dan Norman P. Tomaka menuturkan konsumsi obat yang banyak kemungkinan bisa mengalami masalah dalam 3 bidang utama, yaitu:
1. Interaksi obat, satu obat bisa bekerja melawan obat lainnya dalam cara yang aneh sehingga semakin besar risiko adanya interaksi yang bisa mempengaruhi kesehatan orang tersebut.
2. Mempengaruhi kepatuhan minum obat. Semakin banyak obat yang diminum maka akan menimbulkan banyak beban pada diri orang tersebut sehingga meningkatkan risiko berkurangnya kepatuhan dalam minum obat. Kurangnya kepatuhan akan memicu kondisi lain, seperti kurang patuh minum antibiotik bisa membuat bakteri menjadi lebih kebal.
3. Efek samping. Setiap obat yang dikonsumsi memiliki risiko efek samping tersendiri, dan kadang obat yang satu bisa menutupi gejala efek samping dari obat yang lain. Sehingga jika ada reaksi yang merugikan, seseorang menjadi sulit menebak obat mana yang memicu efek samping tersebut.
"Dokter dan apoteker harus bekerjasama dalam meninjau resep obat untuk pasian dalam meminimalkan obat yang perlu diminum, sehingga bisa didapatkan pengobatan terbaik dengan efek samping yang minimal,"ujar De Monte.
Sementara itu De Monte dan Tomaka menyarankan beberapa langkah yang bisa dilakukan seseorang untuk memastikan obat yang dikonsumsi tidak menimbulkan masalah lebih besar dibanding manfaatnya dalam mengobati penyakit, yaitu:
1. Mengkonsumsi masing-masing obat secara terpisah dengan air putih
2. Membaca semua informasi yang diberikan dari setiap obat yang diminum, baik obat resep atau pun obat yang dijual bebas, sehingga dapat diketahui adakah potensi masalah yang mungkin muncul.
3. Memeriksa dan menanyakan manfaat, efek samping, dan kontraindikasi dari tiap obat yang diberikan pada dokter dan apoteker.
4. Melaporkan gejala yang muncul setelah mulai mengkonsumsi obat baru.
BAHAYA OBAT-OBATAN KIMIA MENURUT DOKTER
Banyak dokter di seluruh dunia yang menyatakan bahaya obat kimia terhadap tubuh. Berikut ini adalah kutipan-kutipan dari mereka tentang bahaya obat kimia:
1. Penyebab kebanyakan penyakit adalah pada obat-obatan kimia beracun yang
para dokter berikan dan yakini akan membawa kesembuhan" (Charles E. Page,M.D)
2. Obat-obatan tidak pernah menyembuhkan penyakit. Mereka hanya menekan
tanda bahaya alami tubuh ketika muncul masalah kesehatan. Rasa sakit mungkin hilang,
tapi tanpa disadari pasien malah makin parah kondisinya" (Daniel. H. Kress, M.D.)
3. Orang yang minum obat, perlu pulih dua kali. Sekali untuk pulih dari penyakit dan satu lagi dari obat kimia itu sendiri" (William Osre, M.D.)
4. Obat -obatan kimia bisa dikatakan tidak begitu penting karena sifatnya hanya menekan gejala penyakit" (Hans Kusche, M.D)
5. Jika semua obat-obatan kimia di seluruh dunia dibuang kelaut, ini akan berakibat buruk bagi ikan-ikan tapi baik bagi manusia" (O.W. Holmes, Prof. Of Med. Harvard University)
6. Bagian terbesar dari semua penyakit kronis disebabkan oleh obat-obatan kimia beracun yang menekan gejala-gejala penyakit akut" (Henry Lindlahr, M.D)
7. Tiap dokter senior tahu bahwa kebanyakan penyakit tidak begitu terbantu dengan obat-obatan kimia." ( Richard C. Cabot , M.D. Mass. Gen. Hospital)
8. Obat-obatan kimia hanyalah pereda, karena dibalik penyakit ada penyebabnya. Dan untuk penyebab inilah obat-obatan kimia tidak pernah bisa menjangkau" (Wuer Mitchel, M.D)
“Jadikan makananmu sebagai obat, jika tidak maka engkau akan menjadikan obat sebagai makananmu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar